Beberapa bulan ini masyarakat dunia dikagetkan dengan menyebarnya virus flu babi yang doyan makan banyak korban. Apakah serangan tersebut berhenti sampai di situ? Ternyata tidak. Muncul lagi virus influenza yang menyebabkan flu kuda atau yang biasa disebut equine influenza.
Flu kuda ini sebenarnya pernah menjangkit di Australia sekitar pertengahan tahun 2007 lalu dan pada tahun yang sama Indonesia juga gencar melakukan pencegahan. Seperti yang dilakukan di Stasiun Karantina Hewan Kelas I Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, Palembang, yaitu dengan mengawasi secara ketat lalu lintas masuknya hewan dan produk olahan hewan dari luar negeri, terutama asal Australia dan Jepang. Langkah tersebut untuk mengantisipasi penyebaran wabah equine influenza. Kini flu kuda menjadi perhatian kembali setelah 43 ekor kuda di negara bagian barat India Rajasthan dan Gujarat tewas beberapa waktu yang lalu dan tidak menutup kemungkinan akan menjangkiti negara-negara lain.
Dua jenis virus yang memiliki peran utama dalam penyebaran virus flu kuda adalah equine-1 (H7N7) yang menyerang otot hati dan equine-2 (H3N8) yang lebih ganas menyerang sistem tubuh. Penyakit ini bisa menginfeksi hampir 100 persen populasi kuda yang belum divaksinasi dan belum pernah terkena virus ini sebelumnya dan masa inkubasi relatif singkat, yakni satu sampai lima hari.
Equine influenza akan menyebabkan batuk, demam, kejang-kejang, serta keluar lendir dari hidung kuda, pada tahapan yang lebih parah akan menyebabkan kematian. Virus ini bisa menular pada manusia, apalagi seseorang yang mempunyai kuda harus sering memegang mereka terutama di bagian wajah, namun resikonya lebih kecil dibandingkan flu avian. Dengan adanya fakta tersebut kita tidak boleh lengah karena tidak menutup kemungkinan virus tersebut akan berkembang dan membahayakan nyawa manusia seperti flu yang menjangkiti hewan-hewan sebelumya
(sumber : VIOLET edisi I/ Mei 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
be honestly OK :D