ShoutMix chat widget

INFO PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2010/2011

@ AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA (01 Februari s.d 23 Agustus 2010)
@ INSTITUT SAINS TERAPAN DAN TEKNOLOGI SURABAYA (online)
@ INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
> Gelombang I (Mei s.d Juni 2010)
> Gelombang II (Juli 2010)
@ INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (online)
@ INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (04 Januari s.d 02 April 2010)
@ SEKOLAH TNGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA
@ SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI (online)
@ STIKES SANTO BORROMEUS
> Gelombang Ia (02 November 2009 s.d 12 Maret 2010)
> Gelombang Ib (13 Maret s.d 27 Mei 2010)
> Gelombang II (31 Mei s.d 16 Juli 2010)
> Gelombang III (19 Juli s.d 12 Agustus 2010)
@ STIKS TARAKANITA (01 September 2009 s.d 31 Juli 2010)
@ UNIVERSITAS AIRLANGGA (sudah dibuka 0_0)
@ UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA
> Jalur Ranking (01 September 2009 s.d 30 April 2010)
> Jalur Rapor (01 September 2009 s.d 30 April 2010)
> Jalur NEM (01 Juni 2010 s.d 31 Juli 2010)
> Jalur Non Akademik (01 September 2009 s.d 29 Januari 2010)
> Jalur Antara (01 September 2009 s.d 29 Januari 2010)
> Jalur Kerja Sama (01 September 2009 s.d 29 Januari 2010)
> Jalur Reguler Periode I (03 Mei s.d 11 Juni 2010), Periode II (14 Juni s.d 09 Juli 2010), Periode III (12 Juli s.d 06 Agustus 2010)
> Jalur PSSB (02 Nopember 2009 s.d 29 Januari 2010)
> Jalur Beasiswa (akan diinformasikan)
@ UNIVERSITAS GUNADARMA (daftar online)
@ UNIVERSITAS INDONESIA (donwload info rev 1.1)
> PPKB (November 2009), SIMAK (11 April 2010), KSDI (15 Mei 2010), Prestasi (15 Mei 2010)
@ UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA (01 Desember 2009 s.d 04 Agustus 2010)
@ UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
> Penelusuran Bibit Unggul Daerah (01 Februari s.d 30 April 2010)
> Ujian Masuk Jalur Mandiri (19 Juli s.d 30 Juli 2010)
@ UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (on site)
@ UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
> USM I (17 Desember 2009 s.d 26 Januari 2010)
> USM II (07 Februari s.d 04 Mei 2010)
> USM III (17 Mei s.d 20 Juli 2010)
@ UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
> Jalur Prestasi Tahap I (01 September s.d 30 Oktober 2009), Tahap II (02 Nopember 2009 s.d 04 Januari 2010), Tahap III (18 Januari s.d 26 Februari 2010), Tahap IV (01 Maret s.d 16 April 2010)
> Jalur Kerja Sama (15 Februari s.d 05 Maret 2010)
> Jalur Reguler Gelombang I (03 Mei s.d 18 Juni 2010), Gelombang II (21 Juni s.d 16 Juli 2010), Gelombang III (19 Juli s.d 03 Agustus 2010)
@ UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA (September 2009 s.d April 2010)
> Jalur Penelusuran Prestasi Siswa
> Jalur Penulusuran Potensi Akademik Siswa
@ UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
> Jalur Tanpa Tes (14 September 2009 s.d 30 Juni 2010)
> Jalur Tes Gelombang I (29 Mei 2010), Gelombang II (10 Juli 2010)
> Jalur Tes Harian (01 April s.d 13 Agustus 2010)
@ UNIVERSITAS MEDAN AREA (mulai Juni 2010)
@ UNIVERSITAS PAKUAN
> Gelombang I (05 Januari s.d 20 Mei 2010)
> Gelombang II (24 Mei s.d 03 Juli 2010)
> Gelombang III (05 Juli s.d 07 Agustus 2010)
@ UNIVERSITAS PANCASILA
> Gelombang I (09 November 2009 s.d 27 Maret 2010)
> Gelombang II (28 Maret s.d 25 Juni 2010)
> Gelombang III (26 Juni s.d 20 Agustus 2010)
@ UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
> Jalur Prestasi Periode V (04 s.d 30 Januari 2010), Periode VI (01 Februari s.d 27 Februari 2010), Periode VII (01 Maret s.d 20 Maret 2010), Periode VIII (22 Maret s.d 22 April 2010)
> Jalur Tes (01 September 2009 s.d 23 April 2010)
> Jalur Reguler Gelombang I (03 Mei s.d 04 Juni 2010), Gelombang II (07 Juni s.d 01 Juli 2010), Gelombang III (05 s.d 29 Juli 2010)
@ UNIVERSITAS SURABAYA (30 November 2009 s.d 19 Januari 2010)
@ UNIVERSITAS TARUMANEGARA (s.d Agustus 2010) DOWNLOAD
@ UNIVERSITAS TRISAKTI (online)

Sabtu, 26 Desember 2009

METODE ILMIAH ILMU SOSIAL (Research Methods in Social Science)

          Penggolongan ilmu pengetahuan sejak dahulu sampai sekarang ini pada umumnya telah banyak menyita perhatian dari para ahli dengan beberapa sudut pandangnya masing-masing. Terlebih bilamana tanpa pembagian tersebut, ilmu tidak mungkin dilakukan dengan sistematis dan tidak dapat menunjukkan saling keterhubungan antar cabang-cabang ilmu pengetahuan yang ada. Pada dasarnya, perkembangan ilmu berbanding lurus dengan kebutuhan spesialitas umat manusia. terutama dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini bahkan dewasa ini “diperkirakan terdapat sekitar 650 cabang keilmuan yang sebagian besar belum dikenal masyarakat” (Jujun S. Suriasumantri, 2002:93)

          Sebenarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari dua cabang utama yakni filsafat alam yang kemudian berkembang menjadi rumpun ilmu alam dan filsafat moral yang berkembang ke dalam cabang ilmu-ilmu sosial, seperti antropologi, psikologi, ekonomi, sosiologi, ilmu politik, sejarah, dll. Walaupun perkembangan ilmu sosial agak lambat dibandingkan ilmu-ilmu alam, akan tetapi keduanya tetap berjalan selaras sesuai dengan mekanisme dan metodenya masing-masing. Metode dalam hal ini adalah metode ilmiah, yaitu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah yang mendasari suatu penelitian ilmiah dan diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Penelitian ilmiah yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang sistematik, akumulatif, dan obyektif untuk mengkaji suatu masalah dalam usaha mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut.

          Berbeda dengan ilmu alam, ilmu-ilmu sosial budaya cenderung dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan. Akan tetapi terkadang masih melakukan eksperimen, generalisasi, dan verifikasi dengan tujuan untuk memperoleh hasil penelitian tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya.

1) Wawancara

Mengumpulkan informasi dari para anggota masyarakat yang diteliti sekaligus sebagai informan mengenai suatu masalah khusus dengan pedoman tertentu

2) Pengamatan

Berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan itu terwujud melalui hal-hal yang dialami pancaindera, yang tidak lain melalui proses pengamatan.

3) Eksperimen

Pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dan biasanya ditandai dengan penggunaan media atau alat bantu yang mendukung penelitian

4) Generalisasi

Proses pengolahan dan analisis berbagai informasi dengan tujuan menambah dan menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.

5) Verifikasi

Pernyataan mengenai suatu hal harus diterima sebagai kebenaran yang harus dapat diverifikasi/ dibuktikan secara empirik. Seperti halnya setiap hukum atau rumus atau teori ilmiah yang harus dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.

Dalam ilmu-ilmu sosial, masalah obyektivitas data merupakan suatu hal yang utama. Hal ini dikarenakan, data yang dikumpulkan adalah berasal dari dan mengenai kegiatan-kegiatan manusia sebagai makhluk sosial dan budaya sehingga dapat melibatkan hubungan perasaan dan emosional antara subjek dan obyek dari penelitian tersebut. Oleh karena itu, untuk menjaga obyektivitas analisis nantinya, metode ilmiah ilmu sosial memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :

Ø Mendekati segala sesuatu yang menjadi sasaran kajiannya dengan penuh keraguan dan skeptik

Ø Obyektif dalam menilai segala sesuatu dalam suatu penelitian

Ø Secara etika bersikap netral atau terbebas dari penilaian-penilaian menurut nilai-nilai budaya dan hasil-hasil penemuannya sendiri.

Adapun ketentuan yang dicakup dalam metode ilmiah guna mewujudkan obyektivitas dan tujuan penelitian tersebut, diantaranya :

1) Prosedur penelitian harus terbuka dan dapat diperiksa oleh peneliti lainnya sehingga selalu disebutkan metode apa yang digunakan dan bagaimana menggunakan metode tersebut

2) “Metode ilmiah dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan obyek studi dan bukan mencocokkan obyek studi dengan metode” (Sofa, 2008)

3) Definisi-definisi yang dibuat adalah benar dan berdasarkan konsep-konsep dan teori-teori yang sudah ada/ baku, karena itu disebutkan referensi atau kerangka acuannya

4) Pengumpulan data secara obyektif dengan menggunakan metode ilmiah yang baku

5) Hasil penemuannya bisa ditemukan ulang oleh peneliti lainnya, minimal sasaran atau masalah penelitian beserta pendekatan dan prosedurnya yang hampir sama

6) Tujuan kegiatan penelitian bukan sekedar mengumpulkan data tetapi juga pembuatan teori, interpretasi atas teori atau teori-teori yang sudah ada dan untuk membuat prediksi-prediksi berdasarkan gejala-gejala yang diteliti.

          Pendekatan yang dimaksud di atas secara garis besar terbagi menjadi dua golongan, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif lebih memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang mempunyai karakteristik tertentu dalam kehidupan manusia, yang sering disebut variabel. Hakekat hubungan antar variabel-variabel dianalisis dengan teori yang obyektif. Sedangkan pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala/ pola pada kehidupan manusia. Pendekatan ini menganalisis secara obyektif gejala-gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai pola-pola yang berlaku. Pada dasarnya, hasil akhir penelitian tetap ditentukan oleh kualitas peneliti karena dalam kedua pendekatan tersebut, kedudukan peneliti sama yaitu sebagai instrumen penelitian yang akan meregulasi metode-metode ilmiahnya sendiri.

Sabtu, 11 Juli 2009

KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROPINSI SUMATERA UTARA

Arus globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan-teknologi tak terelakkan lagi. Seiring perkembangan jaman dengan atau tanpa disadari kemajuan tersebut diiringi oleh perkembangan jumlah penduduk setiap tahunnya. Kepadatan penduduk pun terkadang menjadi pemikiran tersendiri terutama oleh pemerintah setempat. Hal ini juga dirasakan H.T. Erry Nuradi selaku bupati kab. Serdang Bedagai, propinsi Sumatera Utara. Oleh karena itu, pengamatan dan analisis data perkembangan kependudukan setempat sangat menjadi sasaran utama dalam program pemerintah saat ini. Rona sosial dalam studi ini berusaha memberikan gambaran tentang pembangunan terutama dalam kependudukan di kabupaten Serdang Bedagai tersebut

Tabel 1 Perkembangan Jumlah Penduduk Kab. Serdang Bedagai Tahun 2000-2006

clip_image002

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Serdang Bedagai 2000-2005 dan tahun 2006

Perkembangan jumlah penduduk di kab.Serdang Bedagai dilihat dari tahun 2000 berjumlah 551.691 jiwa sampai pada tahun 2006 mengalami suatu peningkatan dengan jumlah 591.194 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2001 berjumlah 553.053 jiwa sedangkan pada tahun 2002 menjadi berjumlah 557.052 jiwa. Dimana jumlah penduduk pada tahun 2006 terbesar berada di Kecamatan Perbaungan dengan jumlah penduduk sekitar 117.556 jiwa dan jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Dolok Merawan berjumlah 16.459 jiwa.

Tabel 2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2006

No

Tahun

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Pertumbuhan Penduduk (%)

1.

2000

551.691

-

2.

2001

553.053

0,24

3.

2002

557.052

0,71

4.

2003

596.040

6,54

5.

2004

588.263

- 1,32

6.

2005

599.151

1,8

7.

2006

591.194

- 1,34

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Serdang Bedagai 2000-2005 dan tahun 2006

Laju pertumbuhan penduduk di kabupaten Serdang Bedagai sebesar 0,59 % per tahun dengan rata-rata 0,05 %. Dengan laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di kecamatan Kotarih sebesar 0,32 % dan laju pertumbuhan penduduk terkecil terdapat di kecamatan Sei Rampah sebesar -0,02 %. Dari data tersebut bisa disimpulkan distribusi pemerataan penduduk dalam setiap wilayah walaupun masih terlihat kurang tetapi sudah mulai mendekati pemerataan kepadatan penduduk. Adapun kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk setiap 1000 m. Kepadatan penduduk di Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2006 sebesar 3730,17 jiwa/ km. Kepadatan terbesar di Kecamatan Perbaungan sebesar 554,93 jiwa/ km dan kepadatan penduduk terkecil di Kecamatan Kotarih sebesar 129,62 jiwa/ km.

by : Budi Eko Siswoyo

Rabu, 08 Juli 2009

ANALISIS JURNAL KONSELING

Sumber : (1) Jurnal Penelitian (2) Jurnal Gizi Klinik Indonesia

Bahasan : (1) Pengembangan Kreatifitas Siswa Melalui Seni Rupa oleh Jasa Sembiring (2) Cyberounceling (3) Model Konseling Untuk Meningkatkan Religiusitas dan Modernitas Remaja Berdasarkan Parenting Style (4) Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling yang Berorientasi Kecakapan Hidup (5) Pengaruh Konseling Gizi Terhadap Status Gizi Ibu Hamil KEK pada Program JPS-BK di kota Palembang

          Pada halaman sebelumnya (bisa mengunjungi link yang sudah disediakan) telah terlampirkan beberapa jurnal yang berisi kumpulan penelitian baik yang langsung berhubungan dengan konseling secara pikologi maupun yang berkaitan dengan konseling kesehatan. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengupas dan mencoba menganalisis lebih dalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian-penelitian tersebut dari sudut pandang ilmu konseling dengan model-model pendekatannya terutama untuk lebih mengetahui apakah konseling yang diterapkan sudah sesuai dengan tujuan dari konseling itu sendiri atau malah kurang bahkan tidak sesuai dengan definisi konseling sendiri.

          Menanggapi penelitian Cybercounceling oleh Lia dalam kajian mengenai konseling melalui internet dirasa kurang selaras dengan definisi konseling sendiri. Konseling adalah pertemuan secara tatap muka antara konselor dengan klien yang diharapkan nantinya klien dapat menentukan keputusan yang tepat baik bagi diri sendiri maupun keluarganya, kemudian bertindak sesuai dengan keputusannya. Sedangkan penelitian saudari Lia dalam mengimplementasikan konseling melalui cybercounceling kurang sesuai dengan definisi dari konseling seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Cybercounceling ini didasari oleh perkembangan global yang semakin pesat khususnya di bidang teknologi komunikasi yang memberikan pengaruh terhadap pelayanan dan bimbingan konseling. Menurutnya, konseling tidak hanya melalui proses tatap muka tetapi lebih dari itu dengan menggunakan media komunikasi seperti telepon, internet, e-mail, chat rooms, dan video. Hal ini dianggap sebagai suatu inovasi yang dapat mengikuti kecepatan dan keefektifan komunikasi lewat internet dan merupakan layanan yang tanpa harus berhadapan langsung dengan klien. Demikian pula klien, dapat memperoleh informasi dalam ruang lingkup yang luas.

          Memang pada umumnya, inovasi yang ditawarkan penelitian tersebut bisa melingkupi tujuan dari konseling yaitu klien dapat memahami filosofi dan mulai lebih memanfaatkan program, akan tetapi dengan adanya …………….. (selanjutnya, DOWNLOAD)

Jumat, 26 Juni 2009

ANDAI AKU JADI PEMIMPIN part 3/3

g) Mampu menganalisis strategi dalam rencana perkembangan dan berusaha memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang sempat terjadi pada periode sebelumnya dan mempertahankan prestasi yang telah diraih karena walaupun prestasi adalah satu kata yang sulit untuk didapatkan, namun sangat perlu untuk diperjuangkan

h) Melakukan semua yang telah dikatakannya dalam janji terutama untuk misi dan visi organisasi tersebut, bertindak sesuai dengan tata tertib dan ketentuan yang telah dibentuk dan disepakati sebelumnya. Hal ini sebenarnya juga dapat menjadi cara untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan anggota kepada pemimpin, bukan hanya melalui kata-kata tapi juga dibuktikan dengan suatu tindakan (real action)

i) Pandai-pandai menempatkan posisi ketika menjadi seorang pemimpinimage dan ketika menjadi seseorang biasa pada umumnya. Pandai memanfaatkan SDA dan SDM yang tersedia dalam organisasi tersebut sehingga organisasi dapat mengoptimalkan kinerjanya dan tidak terlalu bergantung pada instansi atau organisasi lainnya dengan tanpa memutuskan hubungan dengan instansi atau organisasi yang terkait tersebut

j) Mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan potensi diri dan organisasi terutama dalam kaitannya dengan status dia sebagai pemimpin. Hal tersebut juga bisa ditanamkan kepada anggota-anggotanya

k) Tekun, inovatif, kreatif, pantang menyerah, dan mempunyai solidaritas tinggi setidaknya menjadi pribadi dari seorang pemimpin

          Bukan hanya pemimpin, kita sendiri saja kadang masih sulit mendefinisikan kata pemimpin. Bukan definisi kata yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin, namun keteladanan, kearifan, kebijaksanaan, dan tanggung jawab. Menjadi pemimpin dimulai dari hal yang terkecil dan dimulai dari memimpin diri sendiri. Jika diri sendiri dapat kita kendalikan sebagaimana mestinya, tentunya orang lain atau anggota juga dapat kita kendalikan pula. Pengendalian disini pun bukan malah dijadikan sebagai alat kekuasaan dan pendukung otoriterisme tapi seharusya lebih dijadikan sebagai wahana yang dimiliki pemimpin untuk menyatukan persepsi dan berjuang bersama mewujudkan tujuan organisasi/ suatu negara. Jika ada kegagalan dalam periode seorang pemimpin, sebenarnya juga dikarenanakan pemimpin tersebut gagal memimpin dirinya sendiri.

(sekian and thanks) ^_^

Rabu, 24 Juni 2009

ANDAI AKU JADI PEMIMPIN part 2/3

image           Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa andai-andai adalah stimulus pertama dan dalam esay ini, penulis mengajak pembaca untuk berandai-andai sejenak, “andai aku jadi pemimpin”. Sampai saat ini, perkembangan dan kemajuan jaman, bukan malah membantu meringankan beban bangsa Indonesia malah seakan semakin mencekik leher masyarakat terutama masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan yang sebenarnya telah dijanjikan kesejahteraan oleh negara terlebih oleh pemimpin, tapi apa buktinya? Keadilan dan kemakmuran masih tidak merata dan sebagian titik kemiskinan masih belum terjamah oleh uluran tangan pemimpin di balik pemerintahan. Penulis mencoba merefleksikannya dalam organisasi kecil terlebih dahulu, andai aku jadi pemimpin maka yang akan penulis lakukan adalah :

a) Memperkuat hubungan internal dan hal-hal yanimageg kecil terlebih dahulu  karena tidak dapat dipungkiri bahwa persatuan inilah modal awal keberhasilan dalam pencapaian tujuan. Walaupun demikian, senantiasa menjaga dan menjalin hubungan dengan relasi/ pihak luar organisasi

b) Adanya transparansi seorang pemimpin terhadap anggotanya baik anggaran maupun permsalahan organisasi yang patut diselesaikan bersama-sama, salah satunya dengan memaksimalkan sosialisasi program kerja dan lainnya

c) Menyelesaikan suatu persoalan sesegera mungkin dengan tidak gegabah dan melibatkan anggota dalam pencarian keputusan yang terbaik

d) Siap menerima masukan baik kritik maupun saran yang diharapkan nantinya akan membangun pribadi seorang pemimpin menjadi lebih baik

e) Bertanggung jawab dan berperan sesuai dengan status “pemimpin” yang telah diemban dengan sebaik-baiknya dan seoptimal mungkin

f) Beriman dan bertakwa sesuai dengan keyakinannya serta berpengetahuan dan dapat menjadi tauladan bagi anggota untuk melakukan hal serupa terutama dalam menyamakan persepsi dan tujuan bersama

……………………………………………………………………………………………………………………….

Sabtu, 20 Juni 2009

ANDAI AKU JADI PEMIMPIN part 1/3

          image Sebagaimana hak, dalam hal ini hak bangsa Indonesia yaitu untuk memilih dan dipilih, rakyat Indonesia pun mengenal calon pemimpinnya jika mereka sebagai pemilih dan apa keunggulan serta potensi dirinya jika dia sebagai calon pemimpin yang akan dipilih. Pemilihan umum legislatif pun baru saja dilakukan. Walaupun diwarnai dengan pelanggaran-pelanggaran baik saat kampanye maupun kegiatan sosialisasi, akan tetapi kegiatan pemilihan cukup dapat dikendalikan. Pemilihan legislatif saja sudah seperti itu apalagi pemilihan umum untuk presiden mendatang. Minimal pemilihan legislatif telah menjadi cerminan untuk prediksi kerusuhan dan berkecamuknya persaingan-persaingan yang akan terjadi dan patut menjadi pertimbangan yang harus dievaluasi. Suatu awal sebenarnya merupakan proses ketika seseorang membangun pondasi untuk rumahnya. Ketika pondasi awal tidak dibangun dengan baik bahkan sama sekali tidak dihiraukan, apa jadinya rumah yang nantinya akan berdiri. Bayangan kebobrokan dan keruntuhan pun sangat jelas terlihat dan apakah kita hanya berdiam diri saja? Walaupun rumah itu bukan rumah kita, tetapi jika seandainya rumah tersebut roboh dan menimpa rumah di sekitarnya, berderet-deret rumah pun akan rusak bahkan roboh seiring dengan robohnya rumah tanpa pondasi kokoh tersebut. Parahnya lagi, pemilihan calon pemimpin bukan untuk rumahnya sendiri melainkan rumah kita juga, negara yang merupakan rumah dan tanah air tercinta bangsa Indonesia. Setidaknya hal ini bisa menjadi pertimbangan kita, bahwa apa yang kita tentukan dan kita pilih sangat berarti dan berpengaruh terhadap perkembangan dan kesejahteraan bangsa negara Indonesia ke depannya.

          Pembangunan pondasi yang tidak kokoh itu sebenarnya diawali dengan kurang pahamnya seseorang sebagai calon pemimpin akan tugas dan peranannya kelak jika dia telah terpilih menjadi seorang pemimpin. Pada dasarnya pemimpin adalah seseorang yang bisa menjadi panutan dan dapat memberikan persuasif kepada orang lain sebagai anggota dan masyarakatnya, dalam hal ini bisa dicontohkan seorang presiden dengan bangsa dan negaranya. Jika pemimpin kurang paham bahkan tidak mengerti statusnya sebagai seorang khalifah/ pemimpin, maka ketika dia berperan pun akan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan anggota atau masyarakatnya terhadapimage kepemimpinannya. Setelah membaca sekelumit kalimat yang telah diuraikan penulis sampai baris ini, pasti setidak-tidaknya akan timbul suatu pertanyaan dan pemikiran, “apa aku dapat menjadi pemimpin?” dan “andai aku jadi pemimpin….”. Apapun itu, jika hal tersebut hanyalah angan-angan, semuanya akan menjadi sia-sia karena perubahan sebenarnya terletak di tindakan kita, bukan hanya dalam bayangan kita semata. Andai-andai adalah stimulus pertama dan saraf motorik siap melakukan apa yang akan kita lakukan dan sekarang saatnya Anda yang menentukan, melakukan sesuatu atau hanya diam berandai-andai

………………………………………………………………………………………………………………………

Jumat, 19 Juni 2009

WHAT ??? Thanks for Smoking ??

          Nick Naylor adalah wakil direktur Akademi Kajian Tembakau, yaitu instansi/ organisasi pelobi utama industri tembakau di Washington DC. Pada suatu acara entertain ”JOAN”, dia berkesempatan menjadi juru pembicara utama yang mewakili rokok. Dia bekerja sebagai juru bicara dan dari situlah nafkah yang selama ini dia terima. Pada dasarnya, perilaku yang sudah dilakukan Nick Naylor dalam film yang berjudul ”Thank You for Smoking” tersebut bukan hanya menjadi penghambat tetapi juga menjadi dinding penghalang dalam perealisasian kesehatan masyarakat umumnya. Bagaimana tidak, perilaku dia sebagai perwakilan rokok yang fanatik dan membela kebiasaan merokok dengan berbagai alasan yang terkadang terkesan dipaksakan. Padahal saksi-saksi yang merasa dirugikan akan kebiasaaan merokok sudah menjadi salah satu bukti kuat akan bahayanya perokok baik aktif maupun pasif sekalipun. Tindakan Nick Naylor dirasa semakin tidak benar ketika dia telah mulai menanamkan pandangan bahwa merokok itu tidak salah kepada anak usia dini. Dia mencoba memberikan persepsi sejak dini dalam merespon kebiasaan merokok dengan tidak selalu menekankan pada negative thinking.

          Pada kutipan film tersebut, salah satu tujuan yang juga tidak bisa dibenarkan adalah dalih bahwa kebiasaan merokok secara tidak langsung dapat membantu program pengendalian kepadatan penduduk mengingat populasi penduduk yang dari tahun ke tahun semakin meningkat tajam. Hal ini dimaksudkan bahwa orang-orang perokok yang kronis akan meninggal dan nantinya secara otomatis akan dapat meningkatkan tingkat mortalitas penduduk pada tahun tersebut.

          Film ini menyajikan cerita yang cukup menarik walaupun mungkin di film ini memang tidak memprioritaskan penyampaian pendidikan. Dari film asing tersebut dapat diambil hikmah bahwa seseorang tidak boleh memaksakan kehendak akan sesuatu yang hanya dianggap benar oleh dirinya sendiri karena belum tentu orang lain juga memiliki pemikiran yang sama dengan dirinya terlebih jika sudah terlalu fanatik akan keyakinan tersebut. Kebiasaan merokok pada umumnya tidak baik untuk kesehatan tapi alangkah bijaknya jika sebagai sesama manusia kita tidak begitu saja mengklaim konsumen rokok dengan anggapan negatif dan menjurus ke asumsi-asumsi yang tidak baik. Sebaiknya lebih mengutamakan obyektivitas daripada subyektivitas seseorang. Hasil yang baik berasal dari rencana awal yang baik pula sehingga perubahan yang terlalu cepat terkadang malah sering tidak sesuai bahkan jauh dengan apa yang sudah diharapkan. Seperti halnya dengan upaya perubahan pola hidup bersih dan sehat dengan menjauhi perilaku merokok karena dengan langkah awal tersebut yang dimulai dari diri sendiri, setidaknya dapat menjadikan diri lebih baik daripada sebelumya dan membantu mencegah orang lain terutama orang-orang yang disayangi dari dampak bahaya dari rokok. Yang lebih penting bukan negosiasi melainkan lebih kepada argumen yang akan dilontarkan.Pernyataan inilah yang tersirat dari tujuan Nick Naylor.

Selasa, 16 Juni 2009

SERANGAN BARU BAGI MANUSIA

          Beberapa bulan ini masyarakat dunia dikagetkan dengan menyebarnya virus flu babi yang doyan makan banyak korban. Apakah serangan tersebut berhenti sampai di situ? Ternyata tidak. Muncul lagi virus influenza yang menyebabkan flu kuda atau yang biasa disebut equine influenza.

          Flu kuda ini sebenarnya pernah menjangkit di Australia sekitar pertengahan tahun 2007 lalu dan pada tahun yang sama Indonesia juga gencar melakukan pencegahan. Seperti yang dilakukan di Stasiun Karantina Hewan Kelas I Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, Palembang, yaitu dengan mengawasi secara ketat lalu lintas masuknya hewan dan produk olahan hewan dari luar negeri, terutama asal Australia dan Jepang. Langkah tersebut untuk mengantisipasi penyebaran wabah equine influenza. Kini flu kuda menjadi perhatian kembali setelah 43 ekor kuda di negara bagian barat India Rajasthan dan Gujarat tewas beberapa waktu yang lalu dan tidak menutup kemungkinan akan menjangkiti negara-negara lain.

          Dua jenis virus yang memiliki peran utama dalam penyebaran virus flu kuda adalah equine-1 (H7N7) yang menyerang otot hati dan equine-2 (H3N8) yang lebih ganas menyerang sistem tubuh. Penyakit ini bisa menginfeksi hampir 100 persen populasi kuda yang belum divaksinasi dan belum pernah terkena virus ini sebelumnya dan masa inkubasi relatif singkat, yakni satu sampai lima hari.

          Equine influenza akan menyebabkan batuk, demam, kejang-kejang, serta keluar lendir dari hidung kuda, pada tahapan yang lebih parah akan menyebabkan kematian. Virus ini bisa menular pada manusia, apalagi seseorang yang mempunyai kuda harus sering memegang mereka terutama di bagian wajah, namun resikonya lebih kecil dibandingkan flu avian. Dengan adanya fakta tersebut kita tidak boleh lengah karena tidak menutup kemungkinan virus tersebut akan berkembang dan membahayakan nyawa manusia seperti flu yang menjangkiti hewan-hewan sebelumya

(sumber : VIOLET edisi I/ Mei 2009)

Minggu, 31 Mei 2009

KINDS of GENRE

When I studied about English in junior or senior high school, we always know and be learned about all kinds of genre inside. This genre is so different each other and like as “tipe kalimat baku” in Indonesia. They are narration, report, direction, news item, description, hortatory, anecdote, and etc. When we get material in this case, sometimes we will have a homework from our teacher to find and to analyze what is a part of that genre. In this post, I want give for examples about it although it just some items from all of the genre in English. (just share experience)

The explanation of narration type :

ROTI ISLAND

Long ago, there lived on the island of Roti an old woman and her grandson. They lived in an old hut since there was nobody to take care of them. What had happened to the grandson’s parents, the grandmother did not speak about.

To obtain a livelihood, they grew some crops behind their hut. But for other food the grandmother had to go to the sea every day, to catch some fish. Every time the grandmother went out fishing, the boy was not allowed to go with her. “Please, Granny, let me go with you. I would like to catch fish too”.

“No, my child,” was her reply. “Don’t go with me! It is too dangerous. Stay at home and cook the rice for us. Take only one grain, that what you will do.”

He went to the kitchen, wondering to himself: “Why, is there only one grain? It’s funny that Granny thinks like that. How can it be? No, surely not.” So when he put the rice pot on the fire, he took several handfuls of rice, as he doubted the truth of what his grandmother had said. He washed the rice, put it in the pot, and waited till it was done. When he thought that it was time to take the pot off the fire, he lifted the lid.

“Goodness!” he exclaimed. “What’s happening?” For just as he lifted the lid, a stream of hot porridge flowed out of the pot. It kept flowing over the floor, out of the kitchen, and then across the back yard. In tears the boy went looking for his grandmother as he could not understand what had happened. When he found her and told her what he had done, she grew angry. She took hold of a piece of wood and beat him hard on the head with it till he was black and blue and howling loudly in pain.

No matter what the boy said, begging for forgiveness, the grandmother did not relent and kept beating him to teach him obedience. But quite suddenly she was sure that she had been holding him firmly by the arm, but now he was gone. Then, while she was still searching for him, she heard a voice saying: “Goodbye, Granny! You are alone now. There will be nobody to help you from now on.” Then, the voice disappeared. From that time on, the people of Roti have never beaten their children or any other people on the head.

(Adapted from Tim Penyusun, 2004: PR Bahasa Inggris Untuk Kelas 3 SMP, p.40)

Orientation :

Long ago, there lived on the island of Roti an old woman and her grandson. They lived in an old hut since there was nobody to take care of them. To obtain a livelihood, they grew some crops behind their hut. But for other food the grandmother had to go to the sea every day, to catch some fish.

Complication & Resolution :

Complication 1 : Every time when the grandmother went out fishing, her grandson would like to catch fish too.

Resolution 1 : Grandmother worried and not gave him allow for go with her, its too dangerous. She want her grandson stay at home and cook rice with only one grain.

Complication 2 : Her grandson wondering and try put the rice pot on the fire with several handfuls of rice which it was washed. Then he wait till it was done.

Resolution 2 : A stream of hot porridge flowed out of the pot when he lifted the lid. It kept flowing over the floor, out of the kitchen, and then across the back yard.

Complication 3 : Grandson confused and he looking for his grandmother. He told his grandmother what he had done after he found her.

Resolution 3 : Grandmother grew angry and beat him hard on the head with a piece of wood. After this moment, she ever heard a voice said “Goodbye, Granny! You are alone now. There will be nobody to help you now on.” And from that time on, the people of Roti have never beaten their children or any other people on the head